Cari Blog Ini

Jumat, 30 Desember 2016

Storks: Bangau Pemberi Harapan Palsu


Animasi ini rilis sejak akhir September 2016 tapi saya baru bisa nonton liburan akhir tahun ini itupun versi layar notebook.

Stork bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya Bangau (burung). Nonton tanpa Indonesia Subtitle itu rasanya gimana gitu, secara gitu lo, bhs Inggris bukan bahasa keseharian saya, jadi saya butuh 2x tonton utk benar2 memahami arti tiap kata yang ada :D . Tapi sejauh ini film ini sebenarnya sangat mudah dipahami jalan ceritanya.

Animasi ini bercerita tentang storks yang awalnya mereka mempunyai jasa penyedia layanan pengiriman paket bayi. Namun karena ulah si ‘Jasper’ seekor bangau yang hendak mencuri seorang bayi perempuan akhirnya perusahaan penyedia layanan paket bayi-CornerStore.com- tidak lagi melayani pengiriman bayi, namun beralih ke barang2 seperti cellphone dll.

Dalam film ini ada 3 cerita, yaitu Junior, bangau yang sedang dipromosikan naik jabatan oleh Bos-nya- Hunter- di perusahaan Cornerstore.com. Yang ke 2 adalah Orphan Tulip, seorang gadis berusia 18 tahun, satu-satunya manusia yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Junior. Nah Tulip inilah yang dulunya seorang bayiperempuan yang harus dikirim namun karena ada insiden hampir diculik Jasper akhirnya batal dikirim karena alamat yang berbentuk liontin merah yang ada di setiap bayi pecah dan tidak terbaca alamat pemesan.Yang ke 3 adalah Nate, bocah lelaki anak pasangan Gardner yang sangat kesepian hingga akhirnya menulis surat  ke cornerstore.com untuk dikirimi a baby brother.

Saya tidak ingin menuliskan sinopsis animasi ini, silakan googling atau nonton langsung. Saya Cuma ingin memberitahukan bhwa animasi dengan genre komedi ini bisa membuat urat2 tegang di wajah mu kendur, bersiaplah tertawa terbahak2 (jika dirimu cerdas), setiap scene berisi guyonan segar yang tersurat maupun tersirat. Banyak nilai2 positif yang bisa kalian ambil saat menonton animasi ini. Tentang kasih sayang orang tua kepada anak, tentang kerja keras, tentang persahabatan juga tentang harapan- bahwa harapan setiap manusia itu pasti ada saatnya menjadi kenyataan, manusia ckup berusaha dan meminta (menulis surat kepada “Tuhan”/doa).

Stop... sampai sini dulu. Nah,, ketika kau mendampingi anak balitamu menonton animasi ini, bagaimana jika tiba2 terlontar pertanyaan seperti ini; “mi, nek pengen adik bayi nulis surat wae?” (mi, kalau ingin punya adik bayi nulis surat saja?)

Saya yakin banyak yang pintar menjawab pertanyaan si anak balita. Bagi saya,, ini pertanyaan sulit, memahamkan balita tentang bagaimana jika ingin memiliki adik bayi. Apakah saya harus menjawab iya, nulis surat saja, nak. Phuffft... Nevermind, lanjut...

Kalian akan banyak tertawa, apalagi melihat tingkah si Pigeon Toady –teman kerja Junior yang sangat menyebalkan, bahkan dari aksen dan cara bicaranya. Yang paling membuat anak saya, suami dan saya sendiri tertawa hampir menangis adalah tingkah Wolves pack yang sangat diluar nalar karena mampu membuat formasi apapun seperti layaknya para pemandu sorak. Para serigala yang di awal cerita mengejar mati2an Junior dan Tulip namun di akhir cerita ikut mengantarkan Tulip kepada keluarganya.

Animasi ini juga membuat saya baper tingkat dewa, bahkan sampai harus meneteskan air mata karena terharu bahagia.  Karena kemudian, perusahaan cornerstore.com ini akhirnya kembali ‘menciptakan’ bayi2 pesanan yang sebenarnya karena kesalahan si Tulip dan Junior. Apa yang membuat bahagia? Bayi-bayi lucu menggemaskan yang sangat banyak lahir dari mesin yang telah istirahat lama, mereka lahir dengan membawa alamat pemesan. Bagaimana akhirnya para bangau dengan dikomando-i oleh Junior akhirnya mengantarkan bayi2 itu ke para pemesan. Sangat mengharukan, pesanan yang ter-pending lama akhirnya dikirimkan juga.

Digambarkan bagaimana banyak pasangan menangis bahagia memeluk bayi2 mereka yang diantar para bangau. Tidak hanya pasangan yang digambarkan menerima bayi, bahkan ada single parent. Dan yang tak kalah mengejutkan adalah bagaimana orang2 yang berkepentingan dalam film ini mampu meyisipkan hal2 yang mungkin diluar kesadaran kita. Jika kita amati, pasangan penerima bayi bukan hanya pasangan pria dan wanita namun juga pasangan sejenis. Naudzubillah, apapun maksudnya itu, hal itu membuat saya tidak nyaman karena aneh.

Terlepas dari itu,, ini menjadi scene paling mengharukan karena dilatari lagu ‘fire and the flood’ nya Vance Joy. Uhhh.... meleleh deh. Scene lain yang memorable adalah saat Tulip pulang diantar  all stars dlm film ini bahkan Jasper yang ternyata dulu tidak berniat menculik baby Tulip. Lagi-lagi, penonton dibuat meledak-ledak perasaannya ditambah lagu Holdin’ Out nya the Lumineers sebagai latar. Jangan lupakan juga saat Nate akhirnya menerima adik bayi (tapi perempuan) yang selama cerita dibawa kemana-mana oleh Tulip dan Junior bahkan diperebutkan para serigala ‘Wolves pack’ karena sangat imut dan menggemaskan. Orang tua Nate, Henry and Sarah Gardner akhirnya menerima bayi pesanan Nate dengan bahagia namun Junior harus patah hati karena merasa sudah ada ikatan kasih sayang antara paket dan pengantarnya. Junior akhirnya menangis selama perjalanan pulang bersama Tulip dan Jasper.

Catatan saya, Stork adalah bangau yang memberi harapan palsu. Hanya dalam dongeng bangau2 membawa terbang bayi2 dalam balutan kain dan diberikan pada orang atau pasangan yang menginginkan hadirnya bayi. Dengan hanya menulis surat kepada cornerstore.com tidak kemudian kau akan mendapati bangau mengirimkan paket mu berisi bayi mungil menggemaskan. Bohong,, jangan percaya itu ada. Itu hanya sebuah cerita animasi. Jangan nonton animasi ini jika tidak ingin baper. Jangan nonton bersama balitamu jika ia terlalu cerdas dan banyak bertanya kemudian kau tidak pandai menjawab. Silakan nonton jika kau ingin tertawa lepas. Yang jelas, dampingilah anakmu saat menonton. Ajaklah pasanganmu agar tergerak hatinya utuk memiliki bayi lagi karena mungkin ia terlalu sibuk memikirkan kariernya sehingga menunda ingin memiliki buah hati lagi. 
Pengisi suara dalam animasi ini juga tidak kalah keren, karena ada Jenifer Aniston, Keegan Michael-Key dan Jordan Peele. Dua terakhir adalah komedian yang punya sitkom di Amrik sono, kalo gag salah ye..

by the way, ini gak penting sih, tapi aneh ya ketika si Nate Gardner menulis surat untuk Cornerstore.com pakai tangan kiri tapi ketika lain waktu dia menggambar pakai tangan kanan hahaa,,, ibunya juga kidal sih. Keliatan pas Sarah ini menandatangani serah terima paket bayi dari Junior. Orang barat sukak ya kidal #Eh.... piss

Minggu, 31 Maret 2013

The Natural Birth of TAMLIKHA

La Haula Wala Quwwata Illa Billah. Kalimat tersebut bermaksud tidak ada daya dan kekuatan kecuali kekuatan Allah. Begitulah kiranya aku menggambarkan kelahiran putra pertama kami-Tamlikha Ahmad-begitu kami memberinya nama.

Setelah bergelut dengan bimbang, takut, cemas sekaligus bahagia, akhirnya insan mungil itu lahir dari rahimku. Dari usia 7 bulan++  janinku sudah divonis over weight. Bidan dan dokter hanya menyarankan kurangi ngemil dan manis/glukosa. Aku sendiri heran, bb ku hanya naik 10,5kg tapi bb janinku diatas rata-rata seharusnya. Jujur, aku takut sekali operasi caesar. SC akan menjadi jalan terakhir yang aku pilih jika benar-benar tidak ada jalan lain.

Ahad, 3 Maret 2013 pukul 10.30 WIB Tamlikha kami lahir spontan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan bantuan Bidan Sugiyanti. Seharusnya dr.Retno-lah yang membantu proses persalinan, tapi mungkin karena hari Ahad dokter2 libur jadi seadanya bidan, heee... Dokter yang memprediksi harus dikop-pun sama sekali tidak terjadi. Hanya perlu mengejan 3x Tamlikha lahir dengan berat 36.5ons hampir 37 ons, subhanallah.... padahal USG terakhir sudah 41ons.

Masha Allah,,, aku kini seorang ibu. Aku sudah merasakan sakit dan penuh perjuangannya melahirkan normal. Sakit luar biasa. Tidak heran ketika ada hadits 'surga di bawah telapak kaki ibu' atau hadits satu ini;
Dari Bahz bin Hakim, dari Ayahnya, dari Kakeknya. Kakeknya berkata:
"Wahai Rasulullah! Kepada siapakah aku harus berbakti?". Beliau menjawab, "Ibumu". Lalu aku bertanya, Kepada siapakah aku harus berbakti?". Beliau menjawab, "Ibumu." Lalu aku bertanya, "Kepada siapakah aku harus berbakti?". Beliau menjawab, "Ibumu". Lalu aku bertanya, "Kepada siapa lagi aku harus berbakti?". Beliau menjawab, "Ayahmu. Kemudian kerabat yang terdekat dan seterusnya". (HR. Tirmidzi, dinilai hasan Al-Albani dalam al Irwa'. Lihat Shahih al_adab al-Mufrad, hal 34). 

Sekarang aku paham, kenapa Ibuku pernah menangis karena anak perempuannya ini susah dinasihati-ngeyel-. maafkan aku, bu...

Tapi perjuangan persalinan normalku tidak lepas dari perjuangan bayi kecilku-Tamlikha-. Aku merasa he was te hero. Tamlikha-lah yang mendorong kuat-kuat sehingga aku yang sudah lemas tak bertenaga bisa mengeluarkannya dengan mudah. Bidanku-bu Mutia-dulu selalu mengingatkan aku agar sering-sering mengajak janin bicara dan janjian. Janjian kapan mau lahir, jam berapa dan janijian bahwa besok ketika mau lahir dedek bayi harus ikut membantu uminya mendorong kuat-kuat. Benar juga, dedek Tamlikha-kami lahir hanya lewat 2 hari dari due date-nya. Itupun sudah membuatku panik-wati dan stres.

Salah satu alasan kenapa aku ngotot tidak ingin SC adalah, aku ingin merasakan perjuangan seorang wanita menjadi Ibu, sesakit apapun itu, seberat apapun resikonya. Aku sendiri yakin bahwa persalinan normal bisa aku jalani. Ketika bayi dilahirkan normal sebenarnya si jabang bayi sudah memulai perjuangannya. Ia bekerja keras untuk mencari jalan lahirnya, ia sudah belajar pertama kalinya menjadi insan pejuang. Tindakan SC sebenarnya juga banyak resikonya, salah satunya adalah untuk kelahiran berikutnya ada kemungkinan SC lagi walaupun cuma berapa persen saja. Itu artinya bila menghendaki punya banyak anak ya jangan SC. Aku berharap  bisa melahirkan banyak anak yang tumbuh sehat, cerdas, solih dan solihah. Akan kutambah bobot kalimat la ila ha illallah di muka bumi ini. Insya Allah.

Begiulah kelahiran Tamlikha kami. Penuh sujud syukur Allah telah mengabulkan doa kami. Melahirkan bayi laki-laki yang sehat secara spontan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS.Ar Rahmaan:13)






Rabu, 20 Februari 2013

Laki-laki Adalah "Milik" Orangtuanya

Membaca judul di atas pada sebuah artikel di majalah online membuat batinku terusik. Sebenarnya aku tidak perlu kaget dengan judul tersebut. Bahkan aku sudah lumayan "tahu" (tapi mungkin belum paham) dengan pernyataan tersebut.

Beberapa hari sebelumnya, seorang teman kantor curhat tentang kondisi suaminya. Pasangan tersebut sudah menikah selama hampir 4 tahun dan dikaruniai seorang putra. Tapi si istri merasa masih belum bisa memahami suaminya yang lebih mementingkan kedua orangtuanya yang sudah renta. Teman sekantorku merasa jadi nomor dua dalam hal nafkah dan kasih sayang. Merasa kurang diurus dan diperhatikan suaminya.
Pada saat itu nasihat yang keluar dari mulutku adalah "jeng, ingat.. anak laki-laki itu wajib taat kepada Ibunya bukan istrinya. sedangkan istri wajib patuh pada suami". Aku ingat hadits berikut;  diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim)
Teman kantorku terdiam dengan mata nanar, dan kalimat selanjutnya yang keluar dari mulutku; "sabar ya, jeng.., kita yang harus mengerti kondisi suami. Apalagi bila orangtua suami kita sudah renta, kita yang masih muda seharusnya lebih mengerti" lancar jaya kalimat nasihatku.

Dan kini ketika tanpa sengaja aku membaca judul artikel yang ku baca, tiba-tiba ada perasaan lain (sebagai seorang istri tentunya) tentang kedudukan istri dan orangtua suami. Aku yang 'sangat' menyayangi suamiku kadang terbersit rasa cemburu saat suami mudik ke kampung halamannya untuk menengok keluarganya. Sehari semalam saja suamiku mudik, rasanya seperti setahun. Apalagi kalau aku tidak diajaknya untuk ikut mudik. Uggh... ga karuan rasanya. Aku mulai memahami perasaan teman sekantorku tadi.

Lama sekali aku mencermati artikel dengan judul yang sama dengan judul tulisanku ini. Betapa tidak adilnya bagi seorang istri yang harus jadi no.2 setelah orang tua suami. Aku sih merasa tidak posesif terhadap suami tapi kadang sebagai seorang istri, aku ingin menjadi nomor satu di hadapan suami. 

Ada lagi cuplikan artikel lain yang ku baca; Jangan Korbankan Orang Tua Demi Istri,Meskipun Ia Cantik!


Allah Swt berfirman, “…dan hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu” (QS. Luqman:14).

Begitu penting berbuat baik dan berterima kasih kepada kepada kedua orang tua kita, sampai Rasulullah bersabda, “Ridha Allah terdapat pada keridhaan orang tua. Dan murka Allah terdapat pada kemurkaan orang tua” (HR. Turmudzi).

MashaAllah... bukannya aku merasa cantik (ciee..) tapi dengan kecantikan, kepintaran dan kekayaan pun seorang suami tidak boleh mengorbankan orangtuanya demi si istri. Berbeda jauh dengan kenyataan sekarang ini, banyak suami tunduk pada istri dan mengorbankan orang tuanya. Astaqfirullah... aku sungguh tidak ada maksud menjadi istri yang membuat suami mendzolimi orang tuanya. Hanya saja aku masih berharap para suami tetap memuliakan istri mereka sementara mereka tidak melupakan untuk memuliakan orangtua mereka juga. Proporsional lah... ketika harus mengurus orang tua, jangan lupa mengurus dan memperhatikan anak istrinya juga. Semoga suamiku termasuk laki-laki yang tidak mendzolimi orangtuanya tapi juga tidak lupa "memperhatikan" istri (dan anaknya kelak). 

Seorang suami yang baik memang seharusnya dengan bijak memberi pengertian kepada istri agar mengerti bahwa laki-laki yang sudah menikah berkewajiban mengurus Ibunya-orangtuanya. Bahkan ketika suami membei nafkah kepada orangtuanya, si istri tidak perlu khawatir rizki mereka akan berkurang.Untuk hal itu sendiri aku sama sekali tidak keberatan, karena aku yakin Allah SWT malah akan melipatgandakan rizki pada keluarga itu. Hanya (lagi...) kadang istri cemburu dengan perhatian kasih sayang suami ke keluarganya. plisss... semoga hal itu masih dalam kewajaran.

Ketika aku sensitif sekali dengan bahasan ini mungkin karena aku sedang hamil, anak pertama lagi. Sifat childish untuk selalu diperhatikan orang-orang terdekat terlebih suami selalu mendominasi. Tidak mau ditinggal suami barang sedetikpun. Pinginnya selalu dimanja dan diperhatikan. Kemanapun suami pergi maunya nginthil terus. Cemburu berlebihan ketika suami asyik ngobrol dengan wanita teman sekantornya, padahal mungkin topiknya seputar pekerjaan saja. Perasaan aneh yang baru aku rasakan selama hamil. Terlalu sensitif, melankolis dan kadang di luar logika. 

Ya Rabb.. pahamkan aku tentang kedudukan istri agar aku bisa lebih bijak lagi. Jangan Kau jadikan aku istri yang dzolim dan tidak taat pada suami. Jadikan suamiku seorang yang bijak dan arif, tidak bosan menasihati ketika istri khilaf dan lupa. Buat my Darl, I luv you so... because of Allah.

Minggu, 10 Februari 2013

Bersiap Menjadi Seorang Ibu


Bismillah...
Tinggal menghitung hari, aku akan melahirkan buah cinta kami  yang pertama. Berdasarkan hasil USG, janin dalam rahimku berjenis kelamin laki-laki. hmm... kalau orangtua dan mertuaku tau, meraka pasti sangat gembira. secara mereka sangat menginginkan cucu laki-laki, seperti suamiku berharap anak pertama kami seorang yang ganteng.
Apapun nanti jenis kelaminnya, tentu saja sangat kami syukuri. Tidak masalah bagi kami laki-laki atau perempuan. Kesyukuran dan nikmat luar biasa Allah begitu cepat memberi kami rizki yang juga amanah untuk kami. Jadi tak henti-hentinya kami bersyukur terutama lewat doa kami atas nikmat ini.
Menunggu detik-detik melahirkan, apalgi untuk pengalaman kali pertama, tentu saja sangat mendebarkan. Cemas, takut tapi bahagia bercampur jadi satu. Perbanyak Doa dan positif thinking atau ber-husnudzon adalah caraku mengatasi kecemasan dan ketakutanku akan persalinan. Allah SWT itu sesuai prasangka hamba-Nya. Walaupun vonis dokter janinku overweight dan ada kemungkinan bedah Caesar tapi aku harus selalu yakin bahwa aku bisa melalui persalinan normal.
Aku rasa itulah salah satu bukti kesiapanku menjadi seorang Ibu, aku rela merasakan rasa sakit, merasakan bagaimana perjuangan seorang ibu untuk menjadi syahidah. Tapi,,, alangkah indahnya bila rasa sakit itu bisa diatasi, bisa dinikmati, bahkan bisa diminimalisir, hehehe...
Aku selalu bilang pada dede kecilku, "besok bantu Umi dorong ya de',,, dede yang kuat, insya Allah Umi juga kuat, biar kita tidak menyusahkan ibu Dokter atau Bidan, biar Abi tidak panik kelamaan nungguin Umi melahirkan"  xixixiixi... (secara suamiku dah mulai parno kalau harus melihat darah dan teriakan kesakitan)
bismillah, aku siap jadi Ibu yang Solihah... Kami siap jadi orang tua yang amanah. Ya Rabb,, mudahkanlah persalinanku. Lahirkan jundi kecil kami ke dunia dalam keadaan baik dan lancar. Aameen.